Langsung ke konten utama

Problematika Umat dan Solusinya

Banyak sekali permasalahan umat yang terjadi sekarang. Jika dilihat dari kaca agama islam, maka ada beberapa hal yang harus digarisbawahi. Jika dilihat dari segi historisnya, maka problematika umat yang terjadi sekarang ini tidak terlepas dari peran sejarah pada masa lampau. 


Problematika Umat dibagi menjadi 5 masa yaitu :
1. Periode I Masa Rasulullah SAW
2. Periode II Masa Khulafa'ur Rasyidin
3. Periode III Masa Dinasti Kerajaan 
4. Periode IV Masa Kemunduran
5. Periode V Masa Pembaharuan
6. Masa Kini (Kontemporer)

Periode I Masa Rasulullah SAW
Pada masa Rasulullah, problematika umat yang dihadapi masih dalam ruang lingkup yang terbatas. Rasulullah yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki aqidah serta akhlak umat yang saat itu masih berada dalam jurang jahiliyah, memberikan pengajaran pertama kali di bidang aqidah dan akhlak terutama yang terkait dengan moral dan keyakinan akan konsep keTuhanan. Karena memang keadaan pada saat itu jazirah arab mengalami gradasi moral yang begitu parah, oleh sebab itu Allah mengutus seorang Rasul agar Islam kembali kepada fitrahnya Rahmatan Lil 'alamin.

Periode II Masa Khulafa'ur Rasyidin
Pada masa ini mulai terjadi permasalahan yang lebih kompleks, sepeninggal Rasulullah SAW terjadi perbedaan pendapat mengenai siapa yang berhak menggantikan kedudukan Beliau, karena pada saat Rasullah akan wafat, Beliau tidak mewasiatkan pada siapa peran sebagai pemimpin umat Islam akan diserahkan, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan para shahabat. Selebihnya masalah pluralisme agama yang melanda kaum muslimin pada saat itu, karena wilayah Islam yang meliputi Mekkah dan Madinah tidak hanya berpenduduk Islam saja, melainkan ada banyak keyakinan yang menuntut dibentuknya sebuah syari'at yang bisa mengayomi seluruh umat. Mulailah dibentuk sebuah sistem pemerintahan Islam dengan Khalifah Abu Bakar As Shiddiq, sebagai pemimpin pengganti Rasulullah karena Beliau adalah shahabat sekaligus pembela Rasulullah yang paling utama. 

Problematika lain yang juga terjadi di masa Khulafa'ur Rasyidin adalah banyak bermunculannya Nabi palsu seperti Mirza Ghulam Ahmad. Hal ini menyebabkan banyak orang dari kalangan kaum muslimin yang pada mulanya beriman, kemudian murtad. Khalifah mulai melakukan upaya menumpas Nabi-nabi palsu tersebut, dan mengembalikan keyakinan umat tentang ajaran Islam yang sebenarnya. 

Periode III Masa Dinasti Kerajaan
Pada masa dinasti merupakan masa yang sangat panjang meliputi seluruh kerajaan yang pernah bertahta di jazirah Arab. Setelah pemerintahan khalifah Ali ibn Abi Thalib KW, terjadi perebutan kekuasaan antara para shahabat. Pemerintahan pada masa dinasti tidak lagi mengutamakan masalah keagamaan umatnya, akan tetapi lebih memfokuskan pada citra pemerintahan dan politik demi melindungi kekuasaannya, sehingga mulai lahirlah lembaga-lembaga keislaman yang khusus menangani masalah-masalah umat yang sedang dihadapi saat itu. Karena unsur politik ini pula, banyak bermunculan hadits palsu sebagai imbas dari tak sinkronnya urusan pemerintahan dengan urusan umat. Pada masa ini pula mulai  terjadi masalah Khilafiyah (perbedaan pendapat) yang melanda para tabi'in, sehingga muncul madzhab-madzhab dengan imamnya masing-masing.

Periode IV Masa Kemunduran
sebagai akibat dari periode sebelumnya, pada masa kemunduran ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
- Faktor internal
- Faktor eksternal
faktor internal antara lain, terjadi banyak sekali perdebatan dikalangan umat Islam sendiri, hal ini terjadi karena masing-masing memiliki madzhab yang berbeda. mereka saling menyalahkan satu sama lain, dan menganggap bahwa madzhabnya-lah yang paling benar, sehingga pada masa ini terjadi perpecahan dikalangan umat muslimin. Momen perpecahan ini dimanfaatkan oleh lawan politik kerajaan pada masa itu, sehingga faktor eksternal mengambil peran disini. Ofensif bangsa Eropa yang sedang mengalami renaissance berhasil memanfaatkan momen yang sedang terjadi dengan mengambil alih kekhalifahan, sehingga runtuhlah kejayaan dinasti pada masa itu.

Periode V Masa Pembaharuan
Pada periode ini Islam mulai bangkit kembali, diantaranya kebangkitan dibidang pemikiran serta ijtihad. Sehingga banyak bermunculan gerakan-gerakan pembaharu dengan tokoh-tokohnya antara lain :
1. Ibnu Taimiyah
2. Ibnu Qoyim al-jauziyah
3. Muhammad Ibnu Abdul Wahab
4. Jamaluddin al Afghani dll
dari sinilah kemudian lahir madzhab dengan imam-imamnya sebagai berikut :
1. Imam ja'far al Shodiq
2. Imam Ahmad Hanafi
3. Imam Malik ibn Abbas
4. Imam Syafi'i
5. Imam Ahmad Hanbali

Masa kini (Kontemporer)
Sebagai imbas dari gerakan pembaharuan yang terjadi di dunia Islam, maka Indonesia pun mengalami pembaharuan, hal ini ditandai dengan lahirnya organisasi keagamaan yang terbentuk. Problematika yang dihadapi umat pada masa kini sangatlah kompleks dan mencakup semua hal, mulai dari intern Islam sampai ekstern yang melibatkan agama lain.Problematika umat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Pluralisme
2. Sekularisme
3. Liberalisme
4. Terorisme
Ketika 4hal tersebut sudah terjadi dan tak bisa ditangani lagi, maka sesungguhnya kerusakan zaman sudah di depan mata.

Pluralisme
Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga

Sekularisme agama adalah memisahkan urusan dunia dari agama, agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.

Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia no.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 tentang Ketentuan Hukum Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama, untuk menghadapi problematika tersebut maka ada upaya sebagai berikut :
1. Bagi umat Islam :
    Wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan   aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
2. Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama) :
    Dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.

Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorganisasi dengan baik (well organized), bersifat trans-nasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif).

Demikian tadi adalah masalah-masalah yang dihadapi umat Islam pada masa sekarang. Sehingga mengharuskan kita untuk menyikapi dengan sangat cermat terhadap berbagai permasalahan yang timbul. Jangan bertindak tanpa dasar hukum yang jelas, karena akan merugikan diri sendiri dan umat lainnya. Berikut adalah metode mengenal Islam menurut Qori'ah Alibasyah Siregar dalam materi kuliah Pendidikan Agama Islam, yaitu :
1. Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan kira-kira (QS. al-Isra’ : 36)
2. Beragama tidak atas dasar mayoritas, karena mayoritas tidak menjamin orisinilitas.
3. Beragama tidak boleh atas dasar keturunan atau warisan leluhur (QS. al-Baqarah : 170)
4. Beragama tidak atas dasar figur (QS. at-Taubah : 31)

Problematika Umat Akhir Zaman
Tanda-tanda akhir zaman dapat diketahui berdasarkan hadits berikut, 
Rasulullah bersabda : “ Al Harj akan meningkat, mereka bertanya : Apakah al Harj itu?, Rasulullah menjawab , yaitu pembunuhan dan saling membunuh” (HR. Bukhari), hal yang serupa juga terdapat pada hadits berikut,
“Dunia ini tidak akan menemui akhirnya, hingga suatu hari akan datang kepada manusia, pada hari itu akan ada pembunuhan massal dan pertumpahan darah”. (HR. Muslim).
Sesuai dengan kedua hadits diatas, maka bisa diasumsikan bahwa apa yang dijabarkan dalam kedua hadits telah terjadi pada masa sekarang, jadi zaman pada saat ini telah mendekati akhirnya, karena itulah wajib bagi kita untuk mulai menata kehidupan dalam rangka mempersiapkan kedatangan akhir zaman yang tiada yang tahu kapan tibanya kecuali Allah SWT.

Tanda Menjelang Hari Akhir
Berkata Ali ibn Abi Thalib : “ Akan datang suatu masa dimana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja, Al Qur’an hanya dijadikan bacaan saja, agama hanya bentuk saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari dzikr dan menyebut asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu adalah para ahli ilmu, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Dan kesemuanya adalah tanda-tanda hari kiamat”.
Menurut shahabat Ali ibn Abi Thalib diatas, maka tak ada lagi keraguan, bahwa masa yang dimaksud dalam fatwa itu adalah masa yang kita alami sekarang, terjadinya banyak huru-hara, saling memfitnah antar saudara, saling membunuh dan membuat kerusakan di muka bumi adalah perangai dan sikap umat akhir zaman. 

Dari sekian penjelasan mengenai problematika umat, maka dapat diambil hikmahnya yaitu :
1. Sebagai umat muslim kita hendaknya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
2. Memperdalam ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang menyimpang dari ajaran Islam.
3. Mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan hari akhir dengan mempertebal iman dan memperkuat ukhuwah islamiyah

Dan tak lupa satu hal, Hubbul Wathan Minal Iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman, perlu untuk ditanamkan dalam setiap jiwa dan raga para pemuda sebagai penerus bangsa. Agar bangsa ini terhindar dari berbagai macam polemik yang dihadapi dunia saat ini, dan tentunya agar rahmat Allah selalu terlimpah untuk kaum muslimin seluruhnya. Kebenaran hanya milik Allah Ta'ala. Wallahu A'lam bis Shawab.

-AeC
Paparan mengenai Problematika Umat dan Solusinya dapat di download di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-usuL Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya  Ismail a.s. membangun Ka'bah, mereka merasa ada banyak kekurangan di dalamnya. Pada mulanya Kaabah itu tidak mempunyai ruang dan pintu masuk. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail menyempurnakan bangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.